Kedele, merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang
telah lama dimanfaatkan untuk kebutuhan makanan manusia. Beberapa olahan kedele
sudah akrab dengan kita, diantaranya ada susu kedele, tempe, tahu, kecap dan
lainnya. Mengkonsumsi produk olahan kedele terbukti baik bagi pemenuhan
kebutuhan protein manusia, tak heran masyarakat Indonesia begitu menyukai tahu
dan tempe sebagai olahan kedele yang paling banyak ditemui.
Bicara soal tahu, sepertinya tak ada yang tak tahu, sahabat
semua pasti sudah pernah mencicipinya kan? Rasanya enak, berserat lembut dan
mantap banget kalau ditemani sambel pedas ketika disantap. Namun tidak begitu
halnya dengan tahu susu, olahan ini cenderung belum dikenal banyak orang, tidak
semua orang pernah mencicipinya. Utamanya kami yang di Sumatera dan jarang
keluar ini, tahu susu baru sekedar mendengar namanya saja tanpa pernah
mencicipinya.
Dari cerita yang saya dengar dan saya baca, tahu susu
diklaim punya rasa lebih gurih dengan tekstur yang lebih lembut dari tahu
biasanya. Tak ayal, saya langsung mengiyakan saat hendro teman saya yang punya
pabrik tahu susu ini mengajak saya untuk melihat proses pembuatan tahu susu.
Saat sampai di lokasi, saya langsung memburu dengan pertanyaan untuk menjawab
rasa penasaran yang saya bawa. Dan inilah proses yang dilalui dalam pembuatan
tahu susu tersebut.
Pembuatan tahu susu pada prinsipnya tidak berbeda dengan
pembuatan tahu biasa, yang membedakan adalah penambahan susu sapi murni dan
mentega sebagai bahan pelengkap. Selanjutnya, proses pemasakan adonan tahu susu
itu sedikit lebih lama ketimbang tahu biasa, meski semua tahapan sama saja
dengan tahu lainnya. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan kedelai untuk
kemudian ditumbuk halus dengan mesin penggiling. Sebelum digiling, kedelai
terlebih dahulu direndam dengan air bersih.
Sembari menunggu kedelai digiling halus, hendro menyiapkan
bahan lainnya berupa susu sapi murni dicampur mentega. Kedua bahan ini bisa
dicampur kunyit apabila pasar mengingikan warna sedikit kuning, namun hendro
tidak melakukannya dengan alasan ingin tahu susunya berwarna putih saja. Susu
sapi murni dan mentega dibiarkan dalam wadah terlebih dahulu, akan dicampurkan
kemudian saat gilingan kedelai selesai dipanaskan dengan uap yang berasal dari
ketel air di luar pabrik.
Penggilingan biji kedelai yang telah direndam ternyata
sangat simpel, masukkan biji kedelai dengan sedikit tambahan air ke corong
mesin, selanjutnya biji-biji tersebut akan keluar menjadi cairan kental di
bagian bawah mesin. Corong mesin dimodifikasi dengan memperbesar wadahnya
sehingga mampu menampung kurang lebih 8 kilogram biji kedelai basah untuk
sekali giling. Ketika selesai, baskom berisi gilingan kedelai selanjutnya
diangkat dan cairan kedelai dituangkan ke drum lain untuk dimasak dengan uap
tadi. Saat saya mencoba menyentuh selang plastik penyalur uap ketel, ternyata
panas sekali, inilah yang membuat sari kedele menggelegak hingga masak.
Pada saat pemasakan sari kedele inilah bahan susu sapi murni
dan mentega ditambahkan. Semua bahan sama-sama dimasak hingga menyatu, kurang
lebih butuh 10 hingga 15 menit untuk masuk ke proses selanjutnya. Beberapa kali
hendro menambahkan air bersih ke dalam drum pemasakan, saat kondisi buih
meninggi, air ditambahkan agar adonan tidak meluber keluar dari drum.
Ketika pemasakan dengan uap selesai, adonan yang telah masak
selanjutnya disaring untuk memisahkan sari dengan ampas. Sari adalah bagian
yang akan diolah selanjutnya, sementara ampas adalah bagian yang tidak
digunakan lagi, namun masih bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Proses
pemisahan menggunakan kain berongga halus, selanjutnya diayak dengan
menggoyang-goyangkan penyaringan. Air sari akan keluar dan ditampung di bagian
bawah penyaringan, sementara ampas akan tertahan dalam ayakan. Dari satu
kwintal biji kedele, akan menghasilkan ampas kurang lebih 8 karung bobot 40 kg
masing-masingnya. Karena dilakukan dengan manual tanpa bantuan mesin, proses
ini saya lihat menguras banyak sekali tenaga, mulai dari mengayak hingga
memeras cairan sari, luar biasa.
Setelah sari tahu terpisah dengan ampas, selanjutnya bahan
ini dicampur dengan cuka makanan agar bisa mengeras dalam cetakan. Proses
inilah yang menurut hendro sangat menentukan hasil cetakan dan kualitas tahu.
Hendro mengaduk dengan perlahan sembari sesekali menambahkan air cuka dan
membuang buih yang mengapung di bagian atas. Kesalahan pada proses ini akan
berakibat tahu gagal dicetak, tidak bisa keras dan berkualitas buruk.
Pengadukan perlahan ini memakan waktu kurang lebih 10 menit sampai dipindahkan
ke cetakan.
Cetakan tahu terbuat dari kayu yang dibuat persegi, dibawah
di alas dengan papan berlapis karung plastik dan terdapat beberapa lubang air
di bagian samping. Sebelum cairan tahu siap cetak dimasukkan, alas berupa kain
putih dipasang terlebih dahulu untuk celah air keluar sehingga cairan tahu bisa
mengeras. Penuangan air tahupun dilakukan perlahan, meminimalisir hempasan yang
mungkin mengakibatkan paduan tahu bisa pecah. Satu drum ini akan memenuhi dua
cetakan tahu dengan ukuran yang ada di pabrik tahu susu milik hendro. Semua
proses dilakukan kontinyu, tidak terputus. Selama 4 jam saya berada di lokasi,
hendro hanya sempat mencuri-curi istirahat tidak lebih dari 10 menit saja.
Setelah cetakan penuh, kemudian press cetakan dengan papan datar yang diberi
pemberat wadah berisi air. Butuh waktu kurang lebih 20 menit untuk tahu menjadi
mengeras dan cetakan bisa dibuka.
Proses terakhir adalah memotong tahu yang selesai dicetak
menjadi ukuran kecil seperti yang kita temui di pasar-pasar. Proses pemotongan
dilakukan pada bidang datar dengan mengikuti mal ukuran yang terbuat dari kayu.
Saya kagum dengan lihainya tangan beliau memainkan pisau sehingga potongan bisa
lurus dan tidak keluar dari mal. Sangat menikmati proses ini, sebab saya pikir
menyenangkan melihat getaran tahu ketika disentuh pisau. Ada gelombang kejut
yang memikat mata saya untuk terus menyimak proses ini. Ketika pemotongan
selesai, barulah tahu dimasukkan dalam baskom berisi air bersih dengan disusun
rapi untuk kemudian dijual ke pasar.
Official instagram : www.instagram.com/dosen.petani
Official Youtube Channel : www.youtube.com/c/DosenPetani
for business inquiries : dosenpetani@gmail.com
Official instagram : www.instagram.com/dosen.petani
Official Youtube Channel : www.youtube.com/c/DosenPetani
for business inquiries : dosenpetani@gmail.com
Posting Komentar